Langsung ke konten utama

Postingan

Coba Menebak-Nebak, Kenapa Mempertahankan Memang Lebih Sulit dari Mendapatkan?

  Tiada tempat refleksi terbaik selain menulis, dan kali ini aku mau kembali menulis.  *** Unggahan kali ini aku akan membahas tentang "Seni Mempertahankan" yang tentunya ini bukan dari hasil kompilasi literatur ilmiah, ya. Hanya berasal dari serangkaian pradugaku terhadap kejadian akhir-akhir ini.  Memasukki fase dimana kesempatan semakin banyak, dan siapapun bebas mengejarnya, rupa-rupanya membentuk kita barangkali tergolong sebagai "pemburu" tanpa strategi bertempur yang belum sempurna. Kita paham bagaimana caranya mencari, mengusahakan, hingga mendapatkan. Keseluruhan proses berjuang di fase awal (saat sesuatu belum di genggaman) itu memang melelahkan. Akui aja kalau untuk mendapatkan sesuatu berjuangnya kita biasanya bukan main. Ya, tentunya dalam segala hal (bukan hanya tentang materi semata).  Untuk mendapatkan sesuatu, kita tentu akan jadi pemburu yang luar biasa tangguh, apalagi untuk sesuatu yang rasanya "harus saya dapatkan karena saya sudah menginca
Postingan terbaru

Diary Cerita PKM-PIMNAS: Menutup 2020 dengan Proses

Jika dibandingkan dengan postingan sebelum-sebelumnya, postingan yang sudah lama tidak ter-update ini lebih tepat dinamakan "diary". Diary tentang satu setengah tahun yang melelahkan. Lelah, but it's worthed!  Kalo ngomong soal PKM, bayangan yang kebanyakan muncul di pikiran semua mahasiswa pasti tentang kompetisi yang melelahkan. Karena dibandingkan dengan semua lomba lainnya di tingkat universitas, dari durasinya PKM jelas hadir untuk orang-orang yang sudah siap tahan banting.  Ceritaku dan teman-teman hingga mampu menutup rangkaian PKM 2020 bermula dari Agustus 2019. Saat itu, aku dan 2 temanku baru saja menyelesaikan sebuah kompetisi Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Semarang.  Gagasan yang waktu itu kita lombakan di Semarang mengangkat penelitian kita di daerah Dusun Mancingan, Kabupaten Bantul (tepatnya di pesisir Pantai Parangtritis-Parangkusumo sebagai salah satu ikon wisata yang sangat terkenal di Yogya). Saat itu, posisinya, aku lebih sering cari data yang kualitatif:

Coba Jawab Tebak-Tebakan Buku Kekinian, Marah Atau Bercanda Yang Bisa Buat Masalah Lari?

Sumber Gambar : pinterest.com Rasa-rasanya semua orang yang ngaku anak muda di 2 tahun terakhir ini tentu akrab dengan buku kekinian: NKCTHI. Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. Buku berjenis flash fiction ini dilihat-lihat sudah mampu membuat kemajuan mental bagi pembacanya yang mungkin semula penuh penolakan terhadap hidupnya. Layak diakui memang, saya pun turut menjadi penggemar dan pengingat setiap halaman di buku ini dengan detail. Suka aja sama cara penulisnya, Marchella FP menuangkan kata-kata sederhana tapi cukup ‘menampar’ kita yang punya emosi sering naik turun. Selisih hampir 1 tahun NKCTHI diluncurkan, buku lanjutannya yang membawa ‘sisi gelap hidup’ berjudul Kamu Terlalu Banyak Bercanda (KTBB), turut menjadi daftar bacaan yang patut dibaca. Seperti halnya NKCTHI, pembaca tentu juga punya bagian favoritnya masing-masing di KTBB. Bagi saya, salah satu bagian yang sangat tergiang adalah ‘ Katanya hidup gak sebercanda itu. Coba tanya mereka, apa marah bisa muat masalah har

Ada Cerita di Bulan Juli: Eka-citta Writing Workshop

Kesukaanku untuk nulis memang sudah dari kecil, tapi bisa dibilang baru fokus untuk ditekuni akhir-akhir ini. Terhitung sejak kuliah, sejak merantau ke Jogja. Makin parahnya, sejak aku memilih untuk membersamai Eka-citta Kamadhis UGM sebagai pimpinan redaksi untuk tahun 2020. Eka-citta (EC) buatku secara pribadi lebih dari hanya sekadar runitias penerbitan buletin. Ditambah dengan beberapa terobosan baru di tahun ini seperti konten berkala mingguan EC Today dan Podcast, Eka-citta juga punya salah satu program kerja yang menaungi 3 bidang penting di dalamnya. Di bidang redaksi, berkaitan dengan tulis-menulis, Eka-citta punya proker rutin tahunan sejak 4 tahun terkahir yaitu Eka-citta Writing Workshop (biasa disingkat EWW). Sejak aku jadi staf redaksi tahun lalu, aku mulai akrab dengan banyaknya saran dan ekspetasi untuk EWW yang lebih baik lagi. Mengusung nama workshop , memang sudah seharusnya peserta bisa merasakan konsep workshop yang sebenar-benarnya. Praktik langsung, di review

Renungan untuk Kita yang Sering Nimbun Chat, Ada yang Lebih Penting dari 'Maaf'

Siapa pernah mendengar atau membaca bahwa ada 3 kata pamungkas di dunia ini? Salah satu diantaranya adalah MAAF. Maaf lazimnya diucapkan ketika kita berbuat salah. Begitu kurang lebih stigma paling sederhana yang digeneralkan oleh masyarakat kita. Semoga ini hanya pengamatan aku secara pribadi bahwa dibanding dengan 2 kata pamungkas lainnya (permisi dan terima kasih), maaf jauh lebih susah diucapkan. Sebenarnya, secara gerak gerik tubuh, semua orang sudah terbiasa menunjukkan permohonan maaf nya. Contoh sederhananya saja, ketika tidak sengaja menyenggol orang di keramaian atau memanggil orang yang sedang buru-buru ternyata salah nama. Namun, maaf tidak jarang bukan pilihan kata yang terucap, melain " eh " sambil menyodorkan lima jari ke depan. Jika kita sebagai "korban"  bukan kekerasan  pada konteks itu, kita pasti paham bahwa tanda itu adalah isyarat dari " sorry aku gak sengaja ".  Sumber Gambar: Unplash.com Model-model Pelaku  Chat  Era  Mo

Tumbuh dari Hal Kecil: Cerita Irene Bisa Senang Nulis

Bisa karena biasa . Begitu aku mau memulai postingan kali ini.  Dari kecil memang aku tumbuh dalam tangan orangtua yang begitu konstruktif. Bukan ambis, tapi mungkin lebih tepat jika disebut 'Mama adalah orang pertama yang menginspirasi aku bahwa belajar adalah kebutuhan -- lebih dari sekadar kewajiban'. Jadi, aku dan kaka sejak kecil gak melulu belajar hanya pelajaran wajib di sekolah, tapi kami selalu diperbolehkan berlangganan Majalah Bobo. Dari kebiasaan sederhana itu, aku dan kaka mulai mengenali dunia yang sungguh luar biasa hebat. Gak hanya tentang sesuatu yang berupa wawasan nyata seperti bacaan Lawang Sewu - Bangunan Seribu Pintu, tetapi juga mengenal dunia fantasi melalui Cerita Nirmala atau Bona dan Rongrong. Aku berani bilang: dengan membaca kita jadi tau bahwa banyak hal yang bisa dibayangkan secara out of the box, dunia fantasi misalnya.   Nirmala di Majalah Bobo Bacaan Favoritku  Sumber Gambar: Youtube Dongeng Anak Petulangan Oki Nirmala  Bona